 |
| Sejumlah reklame berisi kampanye melawan judi online dipasang di beberapa titik. |
MAKASSAR - Judi Online (Judol) bak penyakit kronis yang menggerogoti sendi-sendi kehidupan masyarakat.
Dampak negatifnya merajalela, mulai dari keretakan rumah tangga, hilangnya pekerjaan, hingga hilangnya fokus dalam belajar dan bekerja.
Menyadari bahaya laten ini, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo RI) tak tinggal diam. Berbagai upaya digencarkan, dan kali ini mendapat dukungan penuh dari Asosiasi Pengusaha Reklame Indonesia (Aspri) Kota Makassar.
"Upaya pemerintah memberantas Judol patut diapresiasi. Judi ini telah merusak tatanan sosial kemasyarakatan," tegas La Ode Igtar, Ketua Umum Aspri, saat ditemui di kantornya di Makassar, Rabu (10/7/2024).
Lebih lanjut, La Ode mengungkapkan keprihatinannya atas maraknya judol yang kian meresahkan. Berbagai fakta miris terungkap di media sosial, seperti KDRT, hilangnya pekerjaan, hingga hilangnya fokus dalam belajar dan bekerja.
"Dalam agama manapun judi juga diharamkan," tegas La Ode.
Sebagai bentuk kepedulian dan komitmen bersama, Aspri berkolaborasi dengan Projo Sulsel, Sarinah Projo, dan Kampus Famika Makassar untuk menggecarkan sosialisasi bahaya judol melalui media reklame.
"Kami memasang 100 baliho bahaya Judol ukuran 2x3 dan 3 papan billboard ukuran 5x10 di kota Makassar," jelas Herwin Nini Ala, Ketua Projo Sulsel, menunjukkan keseriusan pihaknya dalam memberantas judol.
Kerjasama ini diharapkan menjadi inspirasi bagi organisasi lain untuk turut serta dalam memerangi Judol.
Dengan gerakan bersama, diharapkan laju judol dapat segera dihentikan dan terciptalah masyarakat yang sehat dan sejahtera.
