Ilustrasi. Dampak bahaya judi online terhadap pelaku sekaligus korbannya. |
GOWA, PEWARTA SULSEL - Perkembangan judi online di Indonesia telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Data terbaru dari Drone Emprit, yang diungkapkan oleh Sani Widowati, Direktur On-Site Princeton Bridge Year Indonesia, menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat teratas sebagai negara dengan jumlah pemain judi daring terbanyak di dunia, mencapai angka 201.122 orang.
Beberapa permainan judi daring mencakup jenis slot, permainan kartu, dadu, taruhan olahraga, hingga lowongan pekerjaan menjadi kedok terselubung di dalamnya.
Sani menjelaskan bahwa desain yang canggih dari situs-situs judi online telah menciptakan perangkap psikologis yang sangat kuat.
Dengan tampilan visual yang memukau, efek audio yang memikat, dan sensasi kemenangan besar yang dirasakan pemain, permainan ini merangsang fungsi kognitif otak.
"Dampak ini mendorong bagian hipotalamus di otak untuk memproduksi hormon dopamin yang memicu perasaan senang," kata Sani.
Rasa ingin tahu, tekanan sosial, dan situasi ekonomi yang sulit seringkali menjadi pemicu bagi banyak orang untuk terus bermain judi online, meskipun mereka menyadari risikonya.
Dampaknya, para pemain judi online ini sering mengalami kerugian finansial yang signifikan, kehilangan hubungan dengan keluarga dan teman, serta kehilangan kendali atas kehidupan mereka.
Untuk mengatasi masalah ini, Zahid Asmara, seorang pemerhati budaya siber, menekankan pentingnya literasi finansial digital.
"Untuk menghindari dampak negatif dari perkembangan teknologi digital, termasuk masalah judi online, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan literasi finansial digital," ujar Zahid dalam sebuah lokakarya yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika di Gowa, Sulawesi Selatan.
Literasi finansial digital merupakan pengetahuan tentang aktivitas keuangan atau metode pembayaran yang menggunakan teknologi digital.
Dengan memahami literasi ini, seseorang akan lebih mampu memahami cara menggunakan layanan keuangan online dan mengenali risiko yang terkait dengan judi online.
Zahid juga memberikan beberapa langkah praktis untuk menghindari jebakan judi online, seperti membatasi akses link slot yang ada di platform digital, mengubah pola pikir dari konsumtif menjadi berorientasi investasi, menggunakan transaksi tunai, dan menghindari utang.
Lokakarya literasi digital ini merupakan bagian dari program "Indonesia Makin Cakap Digital" yang digagas oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam menghadapi tantangan di era digital.