Meneladani Cara Rasulullah Merayakan Idul Fitri: Makna Lebaran 2025 dalam Kehidupan Umat Muslim
![]() |
Ilustrasi shalat Idul Fitri. (Dok. Ist) |
PEWARTA.CO.ID - Hari Raya Idul Fitri merupakan momen istimewa bagi umat Islam setelah menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh.
Perayaan ini tidak hanya menjadi ajang kemenangan spiritual, tetapi juga sarana mempererat ukhuwah Islamiyah.
Rasulullah Muhammad SAW memberikan contoh dalam merayakan Idul Fitri dengan penuh makna dan kesederhanaan.
Lantas, bagaimana cara Rasulullah merayakan Idul Fitri yang dapat menjadi teladan bagi umat Islam di era modern?
Menggemakan takbir di malam Lebaran
Salah satu amalan utama yang dianjurkan Rasulullah saat menyambut Idul Fitri adalah memperbanyak bacaan takbir.
Takbir dikumandangkan di masjid, rumah, dan bahkan di sepanjang perjalanan menuju tempat salat Idul Fitri.
Tujuannya adalah mengagungkan asma Allah dan menunjukkan rasa syukur atas nikmat yang diberikan selama Ramadan.
Takbir ini bukan sekadar lantunan biasa, melainkan sebuah bentuk perayaan kemenangan spiritual yang diperdengarkan kepada seluruh alam.
Rasulullah juga mengajarkan agar takbir dilakukan bersama keluarga di rumah, serta di tempat umum agar semangat Idul Fitri terasa lebih meriah di tengah masyarakat.
Berhias dan mengenakan pakaian terbaik
Pada hari kemenangan ini, Rasulullah menganjurkan umatnya untuk mengenakan pakaian terbaik sebagai bentuk penghormatan terhadap Idul Fitri.
Meskipun pakaian tersebut tidak harus baru, tetapi setidaknya bersih dan layak digunakan saat menghadiri salat Idul Fitri.
Berpenampilan rapi dan bersih tidak hanya mencerminkan penghormatan terhadap hari raya, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai keindahan dalam Islam.
Hal ini mengajarkan umat Muslim untuk selalu menjaga kebersihan dan kerapihan dalam kehidupan sehari-hari.
Menyantap makanan sebelum Shalat Idul Fitri
Rasulullah SAW menganjurkan untuk makan sebelum melaksanakan salat Idul Fitri.
Biasanya, beliau mengonsumsi beberapa butir kurma sebelum berangkat ke masjid.
Anjuran ini bertujuan agar umat Muslim tidak merasa lapar saat menjalankan ibadah salat Idul Fitri dan mendengarkan khotbah setelahnya.
Melaksanakan Shalat Idul Fitri secara berjamaah
Shalat Idul Fitri merupakan ibadah sunah yang sangat dianjurkan dan dilakukan secara berjamaah di masjid atau lapangan terbuka.
Shalat ini terdiri dari dua rakaat yang diakhiri dengan khotbah.
Seluruh umat Muslim yang dalam keadaan suci dianjurkan untuk turut serta dalam salat ini sebagai bentuk syukur dan kebersamaan.
Menghadiri tempat hiburan atau keramaian
Dalam sejarahnya, Rasulullah pernah menemani Aisyah untuk menyaksikan atraksi permainan tombak dan tameng pada hari Idul Fitri.
Hal ini menunjukkan bahwa hiburan yang tidak melanggar aturan agama diperbolehkan dalam Islam.
Di era modern, bentuk hiburan saat Lebaran bisa beragam, seperti mengunjungi taman hiburan, pusat perbelanjaan, atau menghadiri acara festival.
Namun, umat Muslim tetap harus menjaga adab dan batasan agar tidak berlebihan dalam merayakan kemenangan.
Bersilaturahmi ke kerabat dan sahabat
Lebaran adalah momen yang tepat untuk mempererat tali silaturahmi.
Rasulullah SAW memberikan contoh dengan mengunjungi kerabat dan sahabat untuk saling memaafkan serta memperkuat hubungan persaudaraan.
Silaturahmi dapat dilakukan dengan berkunjung langsung ke rumah keluarga, atau bagi yang berjauhan, bisa melalui sarana komunikasi modern.
Intinya, menjaga hubungan baik dan saling memaafkan adalah esensi dari perayaan Idul Fitri.
Mengucapkan selamat dan saling memaafkan
Para sahabat Rasulullah terbiasa mengucapkan, “Taqabbalallaahu minna wa minkum” yang berarti “Semoga Allah menerima (amal ibadah) kami dan kalian.”
Tradisi ini menjadi inspirasi bagi umat Muslim untuk saling memberi ucapan selamat serta meminta maaf satu sama lain.
Tradisi ini bertujuan untuk membersihkan hati setelah satu bulan penuh beribadah, agar setiap Muslim dapat kembali dalam keadaan suci, seperti bayi yang baru lahir.
Sikap saling memaafkan ini merupakan salah satu wujud akhlak mulia yang dicontohkan oleh Rasulullah.
Makna Lebaran 2025: Meneladani Rasulullah dalam perayaan
Sebagai umat Islam, kita dapat merayakan Idul Fitri dengan tetap mengacu pada ajaran Rasulullah.
Lebaran bukan sekadar ajang pesta dan perayaan, tetapi juga momen untuk meningkatkan ibadah, mempererat hubungan sosial, serta menjaga akhlak agar sesuai dengan tuntunan Islam.
Dengan meneladani cara Rasulullah merayakan Idul Fitri, umat Muslim dapat mengisi hari kemenangan dengan penuh keberkahan dan makna.
Mari kita sambut Idul Fitri 2025 dengan semangat kebaikan dan kebersamaan, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.